Social Network Analysis

Social Network Analysis

Dalam ilmu-ilmu sosial, social network analysis telah menjadi alat metodologi yang kuat di samping statistik, konsep jaringan telah didefinisikan, diuji, dan diterapkan dalam tradisi penelitian di seluruh ilmu-ilmu sosial, mulai dari antropologi, sosiologi, administrasi bisnis dan sejarah (Nooy, 2005). SNA fokus pada struktur kelompok manusia (groups), komunitas, organisasi, markets, masyarakat, atau sistem yang ada dunia (world system). Dasar visualisasi jaringan sosial diletakkan oleh para peneliti yang menyebut diri mereka sociometrists. JL Moreno  mendirikan sebuah ilmu sosial yang disebut sociometry, yang mempelajari hubungan interpersonal, mereka berpendapat masyarakat bukan merupakan agregat dari individu dan karakteristik mereka, tetapi merupakan struktur hubungan interpersonal. Oleh karena itu, individu bukanlah unit sosial dasar. Masyarakat (social atoms) terdiri dari individu dan hubungan sosial, ekonomi, atau budaya dan dihubungkan ke dalam kelompok dan pada akhirnya terdiri dari kelompok-kelompok yang saling terkait yang di gambarkan dalam sociogram (struktur hubungan dalam suatu kelompok)
Social Network Analysis (SNA) adalah satu alat untuk memetakan hubungan pengetahuan penting antara individu (Pryke, 2004). SNA merupakan pendekatan yang digunakan untuk penelitian social seperti melacak arus informasi vertikal dan lateral, mengidentifikasi sumber-sumber dan tujuan untuk mencari batasan atas resourses (Wellman, 1997), SNA dikembangkan untuk memahami hubungan-hubungan (ties/edge) dari aktor-aktor (nodes/points) yang ada dalam sebuah sistem dengan 2 fokus, yaitu aktor-aktor dan hubungan antar aktor dalam konteks sosial tertentu. Fokus tersebut membantu pemahaman terhadap bagaimana posisi aktor-aktor yang ada dapat mempengaruhi akses terhadap sumber daya yang ada misalnya barang, modal, dan informasi.Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi dikaitkan dengan struktur sosial yang akhirnya mengarah pada konsep modal sosial. Informasi merupakan satu resources atau sumber daya yang paling penting yang mengalir dalam sebuah jaringan sehingga SNA sering diimplementasikan untuk mengidentifikasi arus informasi. Secara teori dengan mengidentifikasi arus informasi bisa membantu meningkatkan strategi yang bisa memacu para aktor untuk berbagi informasi dari pada harus menciptakan strategi yang baru (Serrat, 2009). Pada waktu para aktor mengakses sumber daya yang ada, para aktor akan membentuk sebuah cluster, dimana aktor dengan posisi yang paling bagus akan mendapat informasi yang lebih dibandingkan dengan yang lain. Biasanya aktor yang memiliki akses terhadap berbagai sumber tergabung dalam berbagai cluster, dan hal ini biasanya akan memberi kekuatan / kekuasaan karena mereka bertindak sebagai perantara bagi mereka yang kontak dan aksesnya sedikit. Patut untuk diperhatikan adalah bahwa arus informasi yang terjadi tidak harus selalu sepadan, dalam artian bahwa hirarki terbentuk berdasarkan posisi aktor  dalam jaringan tersebut.
Jaringan tidak hanya memberikan akses terhadap sumber daya tetapi juga terhadap aktor lain yang bisa membantu memberikan nilai terhadap sumber daya tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa aktor bisa mengatur jaringan sosial untuk memaksimalkan keuntungan mereka dengan mendekati sumber daya dan kesempatan-kesempatan yang ada. Investasi dalam hubungan sosial untuk mengakses atau memobilisasi sumberdaya untuk menghasilkan penghasilan ekonomi dinamakan sebagai pembangunan modal sosial. Konsep modal sosial sering dibahas dengan cara yang abstrak. SNA merupakan alat yang bisa digunakan untuk memahami hubungan sosial yang bisa mempengaruhi pembangunan lokal.

Reference

Nooy, DE, Wouther, Mrvar, Andrej, and Batagelj, Vladimir, 2005, Exploratory Network Analysis with Pajek, Cambridge University Press.
Pryke, S, 2004, Analysing  construction  project  coalitions: exploring  the application of social network analysis. In Construction Management and Economics, Vol. 22, No. 8, London: Routledge.
Wellman, B, 1997, An electronic group is virtually a social network. In S. Kiesler  (Ed.), Culture  of  the Internet, Mahwah,  NJ:  Lawrence Erlbaum.


Comments

Popular posts from this blog

Knowledge Management

Penerapan dan Pemanfaatan Empat Domain COBIT pada Proses Audit Sistem Informasi

Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal vs Auditor Eksternal